Pada zaman sekarang kita saat ini
hidup serba cepat, praktis dan mudah. Saya pikir kebutuhan apapun. Contoh
kebutuhan primer, seperti makan, kalau kita sedang lapar dan tidak ingin repot
tinggal telepon, memesan menu cepat saji dan beres. Kita tahu restoran apa yang
menawarkan pilihan menu lezat seperti ayam goreng, pizza, hamburger. Pikiran
kita tertuju pada restoran asing terkenal yang menawarkan pilihan tersebut
seperti Mc Donald, KFC. Ingin santai sejenak sambil meminum kopi, pilihan
praktis kita, tinggal datang ke kafe dan yang jadi pilihan gerai kopi waralaba
seperti Starbucs. Kalau kita bosan tinggal pencet gadget, kemudian buka
youtube. Atau pergi ke bioskop menonton film Hollywood yang sedang hits. Coba
kita pikirkan, sekitar kita, bahkan yang melekat pada diri kita, bahwa produk
yang kita dapatkan itu, juga digunakan di seluruh dunia.
Kini tidak hanya produk,
kebiasaan, dan perilaku kita saat inii juga tidak jauh berbeda dengan warga
lain di dunia. Contohnya, dulu orang berkomunikasi jarak jauh dengan surat,
kini tidak perlu repot. Ada Whatsapp, BBM, Facebook yang memungkinkan kita
berkomunikasi jarak jauh dengan cepat dan murah. Bahkan tanpa perlu bertemu pun
kita bisa bertatap muka, seperti penggunaan video conference, Skype dll. Hal
itu sama dengan wilayah manapun, dan ini adalah sebuah fenomena. Saya lebih
tepat menyebutnya sebagai fenomena globalisasi
Pengertian globalisasi yaitu masuknya atau meluasnya
pengaruh dari suatu wilayah/negara ke wilayah/negara lain dan atau proses
masuknya suatu negara dalam pergaulan dunia. Proses globalisasi mengandung
implikasi bahwa suatu aktifitas yang sebelumnya terbatas jangkauannya secara
nasional, secara bertahap berkembang menjadi tidak terbatas pada suatu negara.
Globalisasi menunjukkan semakin meningkatnya ketergantungan antarindividu dan
antarmasyarakat di seluruh dunia. Chia mendeskripsikan arus globalisasi yang terjadi
belakangan ini sebagai sebuah fenomena teknologi, ekonomi, sosial, politik, dan
budaya sekaligus.
Globalisasi
Sosial & Budaya
Globalisasi Budaya:
Sebagai negara berkembang
yang tidak memiliki daya
kompetitif tinggi dan
posisi tawar setara
dengan negara-negara maju,
Indonesia menghadapi ancaman
serius globalisasi terhadap identitas kultural.
kini, ketika nilai-nilai identitas asing dengan mudah dan cepat masuk ke
rumah-rumah penduduk melalui
akses informasi, nilai-nilai
identitas kultural Indonesia tampak terkikis. Contohnya penggunaan
bahasa asing dalam percakapan masyarakat, dimana fenomena sekarang menggunakan
sisipan atau kalimat berbahasa asing tampaknya dipandang lebih intelek dan
keren. Contoh lainnya adalah gaya berbusana yang banyak tidak lagi sesuai
dengan budaya ketimuran, kearifan lokal yang hilang, dan seni budaya daerah
yang mulai tersisih.
Globalisasi Sosial:
Indonesia termasuk dalam
kategori negara yang
membebaskan begitu saja
semua unsur asing masuk ke wilayahnya
tanpa adanya perangkat - perangkat
yang menampungnya agar
tidak langsung bersentuhan dengan rakyat. Akibatnya proses globalisasi yang
berdampak secara sosial dari hal tersebut yaitu akulturasi, sikap meniru, sikap
individualisme , sekulerisme, pragmatisme dan materialime.
Pertahanan
Terhadap Arus Globalisasi
Menyikapi prolematika
itu, dibutuhkan strategi
yang tepat agar
identitas kultural Indonesia
tidak semakin tergerus oleh
identitas asing dan
secara perlahan berpotensi
melenyapkan. Strategi yang
bisa dijalankan adalah
revitalisasi identitas kultural
Indonesia melalui
pembangunan jati diri
bangsa oleh warganya untuk
memperkokoh identitas
kebangsaan. Contoh konkretnya yaitu
rakyat Indonesia harus lebih kritis terhadap masuknya budaya asing melalui
globalisasi. Masyarakat juga harus meletarikan tradisi nilai luhur serta budaya
yang sudah tertanam di setiap daerah, generasi muda hendaknya juga selain harus
terbuka dengan teknologi juga harus mampu mengangkat budaya bangsa dengan ide
kreatifnya. Selain itu negara harus
menyediakan perangkat yang
memediasi pertemuan antar
identitas agar identitas asing
tidak langsung masuk
dalam kehidupan masyarakat.
Perangkat itu berupa
kurikulum pendidikan yang
sejak dini mengajarkan
siswa tentang nilai-nilai
identitas kultural khas Indonesia serta arti penting mempertahankannya dari homogenisasi globalisasi dan regulasi yang
melindungi kelestarian identitas nasional.
Berikut dampak positif
dan negatif mengenai globalisasi dalam sosial dan budaya:
Dampak positif
globalisasi dalam sosial dan budaya:
1. Keterbukaan informasi dan meningkatkan
wawasan sosial budaya negara lain yang
berbeda-beda
2. Mudah melakukan komunikasi dan interaksi antar individu dan masyarakat
3. Cepat dalam bepergian dan berinteraksi
4. Menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran
5. Memacu untuk meningkatkan kualitas diri
6. Kesadaran masyarakat untuk saling memahami dan mengerti karena perbedaan latar belakang budaya semakin tinggi
Dampak negatif globalisasi dalam sosial dan budaya:
2. Mudah melakukan komunikasi dan interaksi antar individu dan masyarakat
3. Cepat dalam bepergian dan berinteraksi
4. Menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran
5. Memacu untuk meningkatkan kualitas diri
6. Kesadaran masyarakat untuk saling memahami dan mengerti karena perbedaan latar belakang budaya semakin tinggi
Dampak negatif globalisasi dalam sosial dan budaya:
1. Informasi yang tidak tersaring menimbulkan perilaku
meniru, dan membawanya dalam
berinteraksi di masyarakat
2. Perilaku konsumtif
3. Individualistis dan berpikir sempit
2. Perilaku konsumtif
3. Individualistis dan berpikir sempit
4. Disorientasi, dislokasi atau krisis sosial-budaya dalam
masyarakat.
5. Berbagai ekspresi sscial budaya asing yang sebenarnya tidak memiliki basis dan preseden kulturalnya.
6. Semakin merebaknya gaya hidup konsumerisme dan hedonisme.
5. Berbagai ekspresi sscial budaya asing yang sebenarnya tidak memiliki basis dan preseden kulturalnya.
6. Semakin merebaknya gaya hidup konsumerisme dan hedonisme.