Judul : Desain Komunikasi Visual
Bab : Tugas 3
Nama : Chyntia Dwinovita
NPM : 52414396
Kelas : 3IA22
Mata Kuliah : Desain Pemodelan Grafik #
Nama Dosen : Syefani Rahma
Deski
Desain Komunikasi Visual
1. Pengertian Desain Komunikasi Visual
Jika kita memulai
mendefinisikan Desain Komunikasi Visual ditinjau dari asal kata
(etimologi) istilah ini terdiri dari tiga kata, desain diambil dari kata
“designo” (Itali) yang artinya gambar. Sedang dalam bahasa Inggris desain
diambil dari bahasa Latin designare) yang artinya merencanakan atau merancang.
Dalam dunia seni rupa istilah desain dipadukan dengan reka bentuk, reka rupa,
rancangan atau sketsa ide. Kemudian kata komunikasi artinya menyampaikan suatu pesan dari
komunikator (penyampaian pesan) kepada komunikasi (penerima pesan) melalui
suatu media dengan maksud tertentu.
Komunikasi sendiri
berasal dari bahasa Inggris communication yang diambil dari
bahasa Latin “communis” yang berarti “sama” (Bahasa Inggris: common).
Kemudian komunikasi kemudian dianggap sebagai proses menciptakan suatau
kesamaan (commonness) atau suatau kesatuan pemikiran antara pengirim
(komunikator) dan penerima (komunikan).
Sementara kata visual bermakna segala sesuatu yang dapat dilihat dan direspon ileh
indera penglihatan kita, yaitu mata. Berasal dari kata Latin “videre”
yang artinya melihat kemudian dimasukkan ke dalam Bahasa Inggris visual.
Jadi, pengertian
Desain Komunikasi Visual adalah ilmu yang mengembangkan bentuk bahasa
komunikasi visual berupa pengolahan pesan-pesan untuk tujuan sosial atau
komersial, dari individu atau kelompok yang ditujukan kepada individu atau
kelompok lainnya. Pesan dapat berupa informasi produk, jasa atau gagasan yang
disampaikan kepada target audience, dalam upaya peningkatan usaha
penjualan, peningkatan citra dan publikasi program pemerintah.
2.
Sejarah Desain Komunikasi Visual
Sejak jaman
pra-sejarah manusia telah mengenal dan mempraktekkan komunikasi visual. Bentuk
komunikasi visual pada jaman ini antara lain adalah piktogram yang digunakan
untuk menceritakan kejadian sehari-hari pada Jaman Gua (Cave Age),
bentuk lain adalah hieroglyphics yang digunakan oleh bangsa Mesir. Kemudian seiring
dengan kemajuan jaman dan keahlian manusia, bentuk-bentuk ini beralih ke
tulisan, contohnya prasasti, buku, dan lain-lain. Dengan perkembangan
kreatifitas manusia, bentuk tulisan ini berkembang lagi menjadi bentuk-bentuk
yang lebih menarik dan komunikatif, contohnya seni panggung dan drama; seperti
sendratari Ramayana, seni pewayangan yang masih menjadi alat komunikasi yang
sangat efektif hingga sekarang.
Sebagai suatu profesi, Desain
Komunikasi Visual baru berkembang sekitar tahun 1950-an. Sebelum itu, jika
seseorang hendak menyampaikan atau mempromosikan sesuatu secara visual, maka ia
harus menggunakan jasa dari bermacam-macam “seniman spesialis”.Spesialis - spesialis
ini antara lain adalah visualizers (seniman visualisasi), typographers (penata
huruf), yang merencanakan dan mengerjakan teks secara detil dan memberi
instruksi kepada percetakan, illustrators, yang memproduksi diagram dan
sketsa dan lain-lain.
Dalam perkembangannya, Desain Komunikasi Visual
telah melengkapi pekerjaan dari agen periklanan dan tidak hanya mencakup
periklanan, tetapi juga desain majalah dan surat kabar yang menampilkan iklan
tersebut. Desainer komunikasi visual telah menjadi bagian dari kelompok dalam
industri komunikasi sampai dunia periklanan, penerbitan majalah dan surat
kabar, pemasaran dan hubungan masyarakat (public relations).
Desain
Komunikasi Visual baru populer di Indonesia pada tahun 1980-an yang dikenalkan
oleh desainer grafis asal Belanda bernama Gert Dumbar. Karena menurutnya desain
grafis tidak hanya mengurusi cetak-mencetak saja. Namun juga mengurusi moving
image, audio visual, display dan pameran.
Sehingga istilah desain grafis tidaklah cukup menampung perkembangan yang kian
luas. Maka dimunculkan istilah desain komunikasi visual seperti yang kita kenal
sekarang ini.
3.
Perbedaan Desain Komunikasi Visual dan Seni Murni
Desain Komunikasi Visual :
a. Menghadapi
lebih dari satu pengamat.
b. Bertujuan
untuk memuaskan seseorang atau sekelompok orang.
c. Dapat
memahami dan menginterpretasikan permintaan seseorang atau sekelompok orang ke dalam
suatu karya desain.
d. Menggerakkan
sekelompok orang untuk menghadiri suatu acara mengikuti petunjukan, memahami
peta suatu lokasi atau membeli suatu produk.
e. Informasinya
bersifat universal (dapat dimengerti semua orang).
Contoh Desain
Komunikasi Visual
1.
Ilustrasi
Ilustrasi adalah suatu bidang dari seni yang
berspesialisasi dalam penggunaan gambar yang tidak dihasilkan dari kamera
atau fotografi (nonphotographic image) untuk visualisasi. Dengan kata
lain, ilustrasi yang dimaksudkan di sini adalah gambar yang dihasilkan secara
manual.
2.
Simbol
Simbol sangat efektif digunakan sebagai sarana
informasi untuk menjembatani perbedaan bahasa yang digunakan, contohnya sebagai
komponen dari signing systems sebuah pusat perbelanjaan. Untuk menginformasikan
letak toilet, telepon umum, restoran, pintu masuk dan keluar, dan lain-lain
digunakan simbol.
3.
Fotografi
Fotografi sering dipakai selain karena permintaan
klien, juga karena lebih “representatif”. Contohnya jika sebuah majalah yang
memuat tentang wawancara dengan seorang bintang sinetron yang sedang naik daun,
maka akan digunakan foto dari bintang itu untuk menunjang desain di samping isi
berita itu sendiri. Contoh lain, untuk menggambarkan sebuah tempat berlibur
dalam sebuah brosur biro perjalanan, jika menggunakan ilustrasi hasilnya tidak
akan semenarik dibandingkan dengan foto.
Seni Murni :
a. Pengamatnya hanya satu,
yaitu seniman itu sendiri.
b. Ekspresi emosi dan
perasaan dari seniman itu sendiri yang bertujuan untuk memuaskan diri seniman tersebut.
c. Informasinya bersifat emosional, yang berarti tidak harus dapat diartikan dan dibaca oleh orang lain.
c. Informasinya bersifat emosional, yang berarti tidak harus dapat diartikan dan dibaca oleh orang lain.
Contoh Seni
Murni
1.
Lukisan
Lukisan adalah sebuah karya seni
rupa dua dimensi yang dibuat dengan media lukis, seperti kanvas, kertas dan
lain sebagainya, yang dibuat dengan menggunakan beberapa macam alat lukis
seperti pensil, cat air, cat akrilik, kuas dan lain sebagainya. Hasil karya
seni rupa murni ini termasuk salah satu hasil karya seni rupa yang memiliki
nilai jual tinggi karena nilai estetika yang dikandungnya.
2. Patung
Patung merupakan hasil
karya seni rupa murni yang berbentuk tiga dimensi dan dibuat dengan menggunakan
teknik tertentu yang biasanya tergantungan dengan media dan juga alat yang
digunakan. Patung itu sendiri biasanya terbuat dari bahan-bahan seperti kayu,
logam, batu alam dan lain sebagainya.
3. Ukiran
Ukiran atau yang disebut juga
dangan seni memahat batu ataupun kayu menjadi sebuah bentuk karya seni yang
indah. Seni ukir biasanya berbentuk hewan dan tumbuhan. Pada zaman dahulu, seni
ukir lebih cenderung masuk ke dalam seni terapan.
4. Elemen –
elemen Desain Komunikasi Visual
1. Ilustrasi
Ilustrasi adalah suatu bidang dari
seni yang berspesialisasi dalam penggunaan gambar yang tidak dihasilkan dari
kamera atau fotografi(nonphotographic image) untuk visualisasi. Dengan
kata lain, ilustrasi yang dimaksudkan di sini adalah gambar yang dihasilkan
secara manual.
Pada akhir tahun 1970-an, ilustrasi
menjadi tren dalam Desain Komunikasi Visual. Banyak orang yang akhirnya
menyadari bahwa ilustrasi dapat juga menjadi elemen yang sangat kreatif dan
fleksibel, dalam arti ilustrasi dapat menjelaskan beberapa subjek yang tidak
dapat dilakukan dengan fotografi, contohnya untuk menjelaskan informasi
detil seperti cara kerja fotosintesis.
Seorang ilustrator seringkali
mengalami kesulitan dalam usahanya untuk mengkomunikasikan suatu pesan
menggunakan ilustrasi, tetapi jika ia berhasil, maka dampak yang ditimbulkan
umumnya sangat besar. Karena itu suatu ilustrasi harus dapat menimbulkan respon
atau emosi yang diharapkan dari pengamat yang dituju. Ilustrasi umumnya lebih
membawa emosi dan dapat bercerita banyak dibandingkan dengan fotografi, hal ini
dikarenakan sifat ilustrasi yang lebih hidup, sedangkan sifat fotografi hanya
berusaha untuk “merekam” momen sesaat.
2. Simbolisme
2. Simbolisme
Simbol telah ada sejak adanya
manusia, lebih dari 30.000 tahun yang lalu, saat manusia prasejarah membuat
tanda-tanda pada batu dan gambar-gambar pada dinding gua di Altamira, Spanyol.
Manusia pada jaman ini menggunakan simbol untuk mencatat apa yang mereka lihat
dan kejadian yang mereka alami sehari-hari.
Simbol sangat efektif digunakan
sebagai sarana informasi untuk menjembatani perbedaan bahasa yang digunakan,
contohnya sebagai komponen dari signing systems sebuah pusat perbelanjaan.
Untuk menginformasikan letak toilet, telepon umum, restoran, pintu masuk dan
keluar, dan lain-lain digunakan simbol.
Bentuk yang lebih kompleks dari
simbol adalah logo. Dan logo itu sendiri adalah identifikasi dari sebuah
perusahaan, karena itu suatu logo mempunyai banyak persyaratan dan
harus dapat mencerminkan perusahaan itu. Seorang desainer harus mengerti
tentang perusahaan itu, tujuan dan objektifnya, jenis perusahaan dan image yang
hendak ditampilkan dari perusahaan itu. Selain itu logo harus
bersifat unik, mudah diingat dan dimengerti oleh pengamat yang dituju.
3. Fotografi
3. Fotografi
Ada dua bidang utama di mana seorang
desainer banyak menggunakan elemen fotografi, yaitu penerbitan (publishing) dan
periklanan (advertising). Beberapa tugas dan kemampuan yang diperlukan dalam
kedua bidang ini hampir sama. Menurut Margaret Donegan dari majalah GQ, dalam
penerbitan (dalam hal ini majalah) lebih diutamakan kemampuan untuk bercerita
dengan baik dan kontak dengan pembaca; sedangkan dalam periklanan (juga dalam
majalah) lebih diutamakan kemampuan untuk menjual produk yang diiklankan
tersebut.
Kriteria seorang fotografer yang dibutuhkan oleh
sebuah penerbitan juga berbeda dengan periklanan. Dalam penerbitan, fotografer
yang dibutuhkan adalah mereka yang benar-benar kreatif dalam “bercerita”,
karena foto-foto yang mereka ambil haruslah dapat “bercerita” dan
menunjang berita yang diterbitkan. Sedangkan dalam periklanan, fotografer yang
dibutuhkan adalah mereka yang kreatif dan jeli, serta mempunyai keahlian untuk
bervisualisasi. Contohnya, jika sebuah penerbit hendak menerbitkan berita
tentang perampokan, maka fotografer harus berusaha untuk mengambil foto-foto
yang dapat menunjang berita tersebut, misalnya suasana di sekitar tempat
kejadian, korban, saksi mata dan lain-lain. Jika sebuah perusahaan periklanan
hendak mempromosikan suatu parfum wanita yang berkesan anggun dan lembut, maka
fotografer harus dapat mengambil foto-foto yang menonjolkan keanggunan dan
kelembutan dari parfum tersebut, misalnya dengan latar belakang kain
sutra dengan warna-warna pastel yang berkesan lembut.
Fotografi sering dipakai selain karena permintaan
klien, juga karena lebih “representatif”. Contohnya jika sebuah majalah yang
memuat tentang wawancara dengan seorang bintang sinetron yang sedang naik daun,
maka akan digunakan foto dari bintang itu untuk menunjang desain di samping isi
berita itu sendiri. Contoh lain, untuk menggambarkan.
4. Tipografi
4. Tipografi
Tipografi adalah seni menyusun huruf-huruf
sehingga dapat dibaca tetapi masih mempunyai nilai desain.
Tipografi digunakan sebagai metode untuk menerjemahkan kata-kata (lisan)
ke dalam bentuk tulisan (visual). Fungsi bahasa visual ini adalah untuk
mengkomunikasikan ide, cerita dan informasi melalui segala bentuk media, mulai
dari labelpakaian, tanda-tanda lalu lintas, poster, buku, surat kabar dan
majalah. Karena itu pekerjaan seorang tipografer (penata huruf) tidak
dapat lepas dari semua aspek kehidupan sehari-hari.
Menurut Nicholas Thirkell, seorang tipographer terkenal, pekerjaan dalam tipografi dapat dibagi dalam dua bidang, tipografer dan desainer huruf (type designer). Seorang tipografer berusaha untuk mengkomunikasikan ide dan emosi dengan menggunakan bentuk huruf yang telah ada, contohnya penggunaan bentuk Script untuk mengesankan keanggunan, keluwesan, feminitas, dan lain-lain. Karena itu seorang tipografer harus mengerti bagaimana orang berpikir dan bereaksi terhadap suatu image yang diungkapkan oleh huruf-huruf. Pekerjaan seorang tipografer memerlukan sensitivitas dan kemampuan untuk memperhatikan detil. Sedangkan seorang desainer huruf lebih memfokuskan untuk mendesain bentuk huruf yang baru.
Saat ini, banyak diantara kita yang telah terbiasa untuk melakukan visualisasi serta membaca dan mengartikan suatu gambar atau image. Disinilah salah satu tugas seorang tipografer untuk mengetahui dan memahami jenis huruf tertentu yang dapat memperoleh reaksi dan emosi yang diharapkan dari pengamat yang dituju. contoh dari penggunaan typografi yang benar sudah saya jelaskan sebelumnya.
5. Layout
Layout menjadi elemen yang terakhir dan sangat penting, dimana kita dituntut untuk bisa mengolah ruang kosong pada suatu bidang untuk dijadikan media desain yang mudah dibaca dan agar tidak membuat si pembaca menjadi cepat lelah ketika membaca/ melihat desain yang kita buat dikarenakan tata letak yang tidak bagus (tidak nyaman dipandang) . Hal yang mempengaruhi agar menjadi desain yang baik dan benar (layout) ada beberapa faktor yaitu :
Menurut Nicholas Thirkell, seorang tipographer terkenal, pekerjaan dalam tipografi dapat dibagi dalam dua bidang, tipografer dan desainer huruf (type designer). Seorang tipografer berusaha untuk mengkomunikasikan ide dan emosi dengan menggunakan bentuk huruf yang telah ada, contohnya penggunaan bentuk Script untuk mengesankan keanggunan, keluwesan, feminitas, dan lain-lain. Karena itu seorang tipografer harus mengerti bagaimana orang berpikir dan bereaksi terhadap suatu image yang diungkapkan oleh huruf-huruf. Pekerjaan seorang tipografer memerlukan sensitivitas dan kemampuan untuk memperhatikan detil. Sedangkan seorang desainer huruf lebih memfokuskan untuk mendesain bentuk huruf yang baru.
Saat ini, banyak diantara kita yang telah terbiasa untuk melakukan visualisasi serta membaca dan mengartikan suatu gambar atau image. Disinilah salah satu tugas seorang tipografer untuk mengetahui dan memahami jenis huruf tertentu yang dapat memperoleh reaksi dan emosi yang diharapkan dari pengamat yang dituju. contoh dari penggunaan typografi yang benar sudah saya jelaskan sebelumnya.
5. Layout
Layout menjadi elemen yang terakhir dan sangat penting, dimana kita dituntut untuk bisa mengolah ruang kosong pada suatu bidang untuk dijadikan media desain yang mudah dibaca dan agar tidak membuat si pembaca menjadi cepat lelah ketika membaca/ melihat desain yang kita buat dikarenakan tata letak yang tidak bagus (tidak nyaman dipandang) . Hal yang mempengaruhi agar menjadi desain yang baik dan benar (layout) ada beberapa faktor yaitu :
1.
Keseimbangan
2.
Kesatuan
3.
Irama
4.
Tekanan
Sumber
:
http://carajuki.com/pengertian-dan-contoh-seni-rupa-murni/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar